Arema vs Persebaya Rusuh, 127 Korban Meninggal

 

DUKA TERBESAR SEPAK BOLA INDONESIA

 

Tragedi yang menelan banyak korban jiwa terjadi pasca laga Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10) malam WIB.

Insiden tersebut bermula setelah peluit panjang dibunyikan wasit, terlihat banyak suporter tuan rumah atau Aremania yang merangsek masuk ke lapangan karena tidak puas dengan kekalahan arema dari rival Jawa Timur, Persebaya yang berakhir 3-2 untuk kemenangan persebaya.

Kondisi kian tak terkendali, untuk meredam kerusuhan polisi pun menembakkan gas air mata. Celakanya, arah tembakan tak cuma mengenai mereka yang di lapangan tapi juga yang ada di tribune penontonGas air mata sendiri dapat menimbulkan :

Rasa terbakar dan gatal di tenggorokan, Kesulitan bernapas, Batuk, Dada sesak, Mual, Muntah, hingga Gagal napas. Kepanikan pun terjadi hingga banyak korban meninggal karena berdesak-desakan dan terinjak saat berusaha mencari jalan keluar dari stadion untuk menghindari kerusuhan dan gas air mata.

 

Berapa jumlah korban jiwa akibat tragedi Kanjuruhan tersebut?

Hingga Minggu (2/10) pagi ini, menurut Radio Elshinta yang mengacu pada laporan Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta, tercatat korban jiwa imbas kerusuhan pascalaga antara Arema dan Persebaya sudah mencapai ratusan orang.

Korban meninggal dunia mencapai 127 orang, dengan rinciannya adalah dua dari pihak kepolisian yang bertugas, 34 orang dari kalangan suporter meninggal saat di stadion sementara sisanya 93 meninggal di rumah sakit.

Angka kematian tersebut jelas mengejutkan, pasalnya lebih besar dari tragedi Hillsborough yang juga terjadi di dunia sepakbola. Tragedi yang terkenal di seantero dunia itu terjadi di Hillsborough, Inggris pada 15 April 1989.

Peristiwa tersebut mengakibatkan 96 orang meninggal dunia yang semuanya adalah pendukung Liverpool.

 

Panpel Arema sudah mendapai imbauan soal pembatasan penonton

3 hari sebelumnya, panita pelaksana (panpel) pertandingan antara Arema dan Persebaya sebenarnya sebenarnya sudah mendapatkan imbauan dari kepolisian perihal pembatasan penjualan tiket pertandingan di Stadion Kanjuruhan.

Berdasarkan surat yang diterbitkan Kepolisian Resor (Polres) Malang bernomor B/2266/IX/Pam.3.3/2022, ada anjuran untuk tidak mencetak tiket melebihi kapasitas stadion.

Namun faktanya, panpel Arema mencetak 42.000 tiket untuk pertandingan tersebut dan ketua panpel mengatakan bahwa seluruhnya terjual habis.

 

Apakah boleh menggunakan gas air mata di stadion?

Pertanyaannya siapa yang salah dan apakah boleh menggunakan gas air mata di stadion?

Insiden mengerikan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan terkait penggunaan gas air mata ini bukanlah yang pertama.

Pada 15 April 2018, kasus serupa terjadi ketika Arema menjamu Persib Bandung. Saat itu ada satu korban meninggal dunia dan 214 orang harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Sebenarnya, mengacu pada regulasi FIFA yang tercantum dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations pada pasal 19 poin b, penggunaan gas air mata di dalam stadion memang dilarang.

"Senjata api atau 'gas pengendali massa' tidak boleh dibawa atau digunakan," tulis aturan FIFA tersebut.

 

Liga 1 dihentikan sementara

 

Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan sudah mengambil langkah akan membentuk tim investigasi atas tragedi tersebut dan mendukung pihak kepolisian untuk mengusut tuntas apa yang menjadi penyebabnya.

Selain itu, Iriawan juga mengatakan akan menghentikan gelaran Liga 1 musim ini untuk sementara waktu sampai ada keputusan lebih lanjut. 

Factasia Football

Channel youtube sepak bola Indonesia

Lebih baru Lebih lama